MATERI PP 4 : LUKA
Pengertian Luka
Luka adalah ter[putusnya keutuhan jaringan lunak baik diluar maupun dalam tubuh. Luka paling jelas terjadi pada kulit .
Klasifikasi luka :
Luka adalah ter[putusnya keutuhan jaringan lunak baik diluar maupun dalam tubuh. Luka paling jelas terjadi pada kulit .
Ilustrasi gbr. Pembalutan pada luka di lengan |
1. luka terbuka
luka yang disertai kerusakan pada kulit atau selaput lendir dan luka ini sering ditemukan pada kasus kecelakaan , luka ini paling sering menimbulkan perdarahan.
contoh :
1. luka lecet
2. luka sayat
3. luka robek
4. luka tusuk
5. luka sobek ( Avulsi )
6. Amputasi
2. luka tertutup
luka yang tidak disertai kerusakan jaringan kulit , lika ini dapat berupa cedera ringan dan luka ini tidak disertai darah yang keluar .
Contoh :
1. Memar
2. Hematoma
3. Cedera remuk
luka yang disertai kerusakan pada kulit atau selaput lendir dan luka ini sering ditemukan pada kasus kecelakaan , luka ini paling sering menimbulkan perdarahan.
contoh :
1. luka lecet
2. luka sayat
3. luka robek
4. luka tusuk
5. luka sobek ( Avulsi )
6. Amputasi
2. luka tertutup
luka yang tidak disertai kerusakan jaringan kulit , lika ini dapat berupa cedera ringan dan luka ini tidak disertai darah yang keluar .
Contoh :
1. Memar
2. Hematoma
3. Cedera remuk
Penutup Luka
Penutup luka adalah bahan yang diletakkan tepat diatas luka
Fungsi penutup luka :
1. membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi
3. mempercepat penyembuhan
4. mengurangi nyeri
Contoh penutup luka
1. kasa steril
2. penutup kain kasa
3. Penutup berperekat ( Handiplash )
4. Penutup buatan sendiri
Pembalut luka
Adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka .
Fungsi pembalut
1. Penekan untuk menghentikan perdarahan
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang bagian tubuh yang cedera
Contoh pembalut
1. Pembalut gulung ( perban )
2. Pembalut segitiga ( Mitela )
3. Pembalut penekan
Pedoman penutupan luka dan pembalutan
- Penutupan luka
- Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka
- Bersihkan luka sebelum ditutup
Pembalutan Luka
- Jangan membalut terlalu kencang dan terlalu longgar
- Jangan biarkan ujung sisa pembalut terurai
- khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bawah keatas (kearah jantung )
- lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan
Langkah-langkah Penanganan Luka
Langkah-langkah Penanganan Luka terbuka :
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Cegah terjadinya infeksi
4. Lakukan penutupan luka dan pembalutan
5. Baringkan penderita
6. Tenangkan penderita
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Langkah-langkah Penanganan Luka tertutup
Luka memar :
1. Beri kompres dingin pada memar
2. Tekan memar dengan menggunakan kompres dingin
3. Bila terjadi pada alat gerak, maka tinggikan lebih tinggi dari jantung,
Gejala dan tanda patah tulang :
Penyebab Luka Bakar :
1. Panas ( Suhu Diatas 60º ), contoh : Api, Uap panas, Benda panas
2. Listrik, contoh : Listrik Rumah tangga, Petir
3. Kimia, Contoh : Soda Api, Air aki (Zuur)
4. Radiasi, Contoh : Sinar Matahari (Ultra Violet), Bahan Radioaktif
Penggolongan Luka Bakar
Berdasarkan luas lapisan kulit yang mengalami cedera, luka bakar dikelompokkan menjadi :
1. Luka Bakar Derajat Satu (Permukaan) meliputi permukaan kulit yang paling atas (kulit Ari / Epidermis )
2. Luka Bakar Derajat Dua. Sedikit lebih dalam
3. Luka Bakar Derajat Tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai kedalam tulang dan rongga dalam.
Penangangan Luka Bakar :
1. Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka bakar gunting sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril ( kassa Steril ), jangan memecahkan gelembung.
4. Jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap, kopi, air es.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Mekanika Tubuh
Mekanikan Tubuh menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan dalam pemindahan penderita.
Tujuan :
- Menghindari terjadinya cedera pada penolong
Prinsip dasar pemindahan penderita :
1. Jangan dilakukan jika tidak perlu
2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar
3. Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita :
1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan
2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk.
5. Jaga keseimbangan
6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat korban.
7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap
Pemindahan Penderita
Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongakan menjadi 2 bagian :
1. Pemindahan Darurat
Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan
penolong. Contoh :
- Ancaman Kebakaran
- Ancaman Ledakan
- Ancaman Bangunan runtuh
- Ancaman mobil terguling bensin tumpah
- Adanya bahan-bahan berbahaya
- Orang sekitar yang berprilaku aneh
- Kondisi cuaca yang buruk
Contoh Cara pemindahan Darurat :
- Tarikan lengan
- Tarikan Bahu
- Tarikan Baju
- Tarikan selimut
2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.
Tehnik angkat langsung dengan tiga penolong :
1. ke tiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita , jika memungkinkan beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera
2. penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu disisipkan dibawah punggung penderita
3. penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita
4. penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita
5. penderita siap diangkat dengan satu perintah
6. angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
7. sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain
8. letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat
9. jika akan berjalan tampa memakai tandu, dari langkah no 6 teruskan dengan memiringkan penderita ke dada penolong
10. berdiri secara bersamaan dengan satu perintah
11. berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap
Tehnik mengangkat tandu
Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
1. tempatkan kaki pada jarak yang tepat
2. punggung harus tetap lurus
3. kencangkan otot punggung dan otot perut. Kepala tetap menghadap kedepan dalam posisi netral
4. genggamlah pegangan tandu dengan baik
5. pada saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai
6. saat menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya.
Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas mau pun tidak khas antara lain :
Gejala :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut
Tanda :
1. Perubahan status mental ( tidak sadar dan bingung )
2. nada cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
3. pernapasan tidak teratur
4. perubahan keadaan kulit : suhu , kelembaban , keringat berlebihan, sangat kering termasuk perubahan warna pada selaput lendir ( pucat,kebiruan dan terlalu merah)
5. perubahan tekanan darah
6. pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
7. bau khas dari mulut atau hidung
8. terjadinya kejang atau kelumpuhan
9. mual, muntah, diare
Pingsan
Terjadi akibat :
- Peredaran darah ke otak berkurang
- Reaksi terhadap rasa nyeri
- Kelelahan
- Kekurangan makanan
- Emosi yang hebat
- Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.
Gejala dan tanda pingsan
o Perasaan limbung.
o Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
o Lemas, keluar keringat dingin.
o Menguap.
o Dapat menjadi tidak sadar, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
o Denyut nadi lambat.
Penanganan pingsan
1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
2. Longgarkan pakaian.
3. Usahakan penderita menghirup udara segar.
4. Periksa cedera lainnya.
5. Beri selimut, agar badannya hangat.
6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
7. Bila tidak cepat pulih, maka:
– Periksa napas dan nadi.
– Posisikan stabil.
– Rujuk ke Fasilitas kesehatan
1. Penekan untuk menghentikan perdarahan
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang bagian tubuh yang cedera
Contoh pembalut
1. Pembalut gulung ( perban )
2. Pembalut segitiga ( Mitela )
3. Pembalut penekan
Pedoman penutupan luka dan pembalutan
- Penutupan luka
- Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka
- Bersihkan luka sebelum ditutup
Pembalutan Luka
- Jangan membalut terlalu kencang dan terlalu longgar
- Jangan biarkan ujung sisa pembalut terurai
- khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bawah keatas (kearah jantung )
- lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan
Langkah-langkah Penanganan Luka
Langkah-langkah Penanganan Luka terbuka :
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Cegah terjadinya infeksi
4. Lakukan penutupan luka dan pembalutan
5. Baringkan penderita
6. Tenangkan penderita
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Langkah-langkah Penanganan Luka tertutup
Luka memar :
1. Beri kompres dingin pada memar
2. Tekan memar dengan menggunakan kompres dingin
3. Bila terjadi pada alat gerak, maka tinggikan lebih tinggi dari jantung,
MATERI PP 5 : PATAH TULANG
Ilustrasi gbr. contoh fraktur atau patah tulang pada tungkai |
Pengetian
Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang
Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang
Gejala dan tanda patah tulang :
- Perubahan bentuk
- Nyeri dan kaku
- Terdengar suara berderik pada daerah yang patah
- Terjadinya pembengkakan
- Adanya memar
- Ujung tulang terlihat
- Adanya gangguan peredaran perdarahan
Jenis Patah Tulang
1. Patah tulang terbuka
• Bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara luar
2. Patah tulang tertutup
• Bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara luar
Pembidaian
Pemakaian suatu alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Mengistirahatkan anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi perdarahan
6. Mempercepat penyembuhan
Pedoman umum pembidaian
1. Sampaikan rencana tindakan kepada penderita
2. Pastikan bagian yuang cedera dapat dilihat dan rawat perdarahan bila ada
3. Nilai gerakan sensasi-sirkulasi pada bagian daerah luka sebelum menggerakan pembidaian
4. Siapkan alat seperlunya ( bidai dan, mitella )
5. Upayakan tidak mengubah posisi yang cidera
6. Jangan memasukan bagian tulang yang patah
7. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah
8. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar
9. Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak
10. Selesai dilakukan pembidaian dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemerikasaan GSS yang pertama
Langkah – langkah penanganan pada patah tulang :
1. Lakukan penilaian dini
2. Lakukan pemeriksaan Fisik
3. Stabilkan bagian yang patah secara manual
4. Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6. Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7. LAKUKAN PEMBIDAIAN……!!!
8. Kurangi rasa sakit
9. Baringkan penderita pada posisi yang sakit.
- Nyeri dan kaku
- Terdengar suara berderik pada daerah yang patah
- Terjadinya pembengkakan
- Adanya memar
- Ujung tulang terlihat
- Adanya gangguan peredaran perdarahan
Jenis Patah Tulang
1. Patah tulang terbuka
• Bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara luar
2. Patah tulang tertutup
• Bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara luar
Pembidaian
Pemakaian suatu alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Mengistirahatkan anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi perdarahan
6. Mempercepat penyembuhan
Pedoman umum pembidaian
1. Sampaikan rencana tindakan kepada penderita
2. Pastikan bagian yuang cedera dapat dilihat dan rawat perdarahan bila ada
3. Nilai gerakan sensasi-sirkulasi pada bagian daerah luka sebelum menggerakan pembidaian
4. Siapkan alat seperlunya ( bidai dan, mitella )
5. Upayakan tidak mengubah posisi yang cidera
6. Jangan memasukan bagian tulang yang patah
7. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah
8. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar
9. Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak
10. Selesai dilakukan pembidaian dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemerikasaan GSS yang pertama
Langkah – langkah penanganan pada patah tulang :
1. Lakukan penilaian dini
2. Lakukan pemeriksaan Fisik
3. Stabilkan bagian yang patah secara manual
4. Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6. Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7. LAKUKAN PEMBIDAIAN……!!!
8. Kurangi rasa sakit
9. Baringkan penderita pada posisi yang sakit.
MATERI PP 6 : LUKA BAKAR
Pengertian :
Semua cedera yang terjadi akibat paparan suhu
yang tinggi.Ilustrasi gnr. Penanganan luka bakar ringan/sedang |
1. Panas ( Suhu Diatas 60º ), contoh : Api, Uap panas, Benda panas
2. Listrik, contoh : Listrik Rumah tangga, Petir
3. Kimia, Contoh : Soda Api, Air aki (Zuur)
4. Radiasi, Contoh : Sinar Matahari (Ultra Violet), Bahan Radioaktif
Penggolongan Luka Bakar
Berdasarkan luas lapisan kulit yang mengalami cedera, luka bakar dikelompokkan menjadi :
1. Luka Bakar Derajat Satu (Permukaan) meliputi permukaan kulit yang paling atas (kulit Ari / Epidermis )
2. Luka Bakar Derajat Dua. Sedikit lebih dalam
3. Luka Bakar Derajat Tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai kedalam tulang dan rongga dalam.
Penangangan Luka Bakar :
1. Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka bakar gunting sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril ( kassa Steril ), jangan memecahkan gelembung.
4. Jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap, kopi, air es.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
MATERI PP 7 : PEMINDAHAN PENDERITA
Ilustrasi gbr. Tandu lipat |
ILustrasi gbr. Tandu darurat/dragbar |
Mekanikan Tubuh menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan dalam pemindahan penderita.
Tujuan :
- Menghindari terjadinya cedera pada penolong
Prinsip dasar pemindahan penderita :
1. Jangan dilakukan jika tidak perlu
2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar
3. Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita :
1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan
2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk.
5. Jaga keseimbangan
6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat korban.
7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap
Pemindahan Penderita
Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongakan menjadi 2 bagian :
1. Pemindahan Darurat
Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan
penolong. Contoh :
- Ancaman Kebakaran
- Ancaman Ledakan
- Ancaman Bangunan runtuh
- Ancaman mobil terguling bensin tumpah
- Adanya bahan-bahan berbahaya
- Orang sekitar yang berprilaku aneh
- Kondisi cuaca yang buruk
Contoh Cara pemindahan Darurat :
- Tarikan lengan
- Tarikan Bahu
- Tarikan Baju
- Tarikan selimut
2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.
Tehnik angkat langsung dengan tiga penolong :
1. ke tiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita , jika memungkinkan beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera
2. penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu disisipkan dibawah punggung penderita
3. penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita
4. penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita
5. penderita siap diangkat dengan satu perintah
6. angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
7. sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain
8. letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat
9. jika akan berjalan tampa memakai tandu, dari langkah no 6 teruskan dengan memiringkan penderita ke dada penolong
10. berdiri secara bersamaan dengan satu perintah
11. berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap
Tehnik mengangkat tandu
Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
1. tempatkan kaki pada jarak yang tepat
2. punggung harus tetap lurus
3. kencangkan otot punggung dan otot perut. Kepala tetap menghadap kedepan dalam posisi netral
4. genggamlah pegangan tandu dengan baik
5. pada saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai
6. saat menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya.
MATERI PP 8 : KEDARURATAN MEDIS
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas mau pun tidak khas antara lain :
Gejala :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut
Tanda :
1. Perubahan status mental ( tidak sadar dan bingung )
2. nada cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
3. pernapasan tidak teratur
4. perubahan keadaan kulit : suhu , kelembaban , keringat berlebihan, sangat kering termasuk perubahan warna pada selaput lendir ( pucat,kebiruan dan terlalu merah)
5. perubahan tekanan darah
6. pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
7. bau khas dari mulut atau hidung
8. terjadinya kejang atau kelumpuhan
9. mual, muntah, diare
Pingsan
Terjadi akibat :
- Peredaran darah ke otak berkurang
- Reaksi terhadap rasa nyeri
- Kelelahan
- Kekurangan makanan
- Emosi yang hebat
- Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.
Gejala dan tanda pingsan
o Perasaan limbung.
o Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
o Lemas, keluar keringat dingin.
o Menguap.
o Dapat menjadi tidak sadar, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
o Denyut nadi lambat.
Penanganan pingsan
1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
2. Longgarkan pakaian.
3. Usahakan penderita menghirup udara segar.
4. Periksa cedera lainnya.
5. Beri selimut, agar badannya hangat.
6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
7. Bila tidak cepat pulih, maka:
– Periksa napas dan nadi.
– Posisikan stabil.
– Rujuk ke Fasilitas kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar