Rabu, 10 Agustus 2016

TEKNIK PENGHENTIAN PERDARAHAN, PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN (lengkap)

TEKNIK PENGHENTIAN PERDARAHAN, PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN (lengkap)

info lengkap tentang teknik pembidaian, tujuan pembidaian dll klik disini
A. Apa upaya yang anda lakukan apabila anda diharapkan pada pasien yang mengalami internal bleeding yang disebabkan pada adanya trauma seperti benturan ,pukulan dan lain-lain sehingga menyebabkan rusak/pecahnya pembuluh darah sehingga biasanya muncul bengkak kan atau memar?
PEMBAHASAN
Upaya yang anda lakukan apabila anda dihadapkan pada pasien yang mengalami internal bleeding yang disebabkan adanya trauma seperti benturan, pukulan dll sehingga menyebabkan rusak/ pecahnya pembuluh darah sehingga biasanya muncul bengkak atau memar yaitu dilakukan dengan teknik RICE
1.     Rest. Orang yang memar harus istirahat. Wilayah otot yang cedera juga harus dilindungi. Jika terasa sakit saat menahan beban tubuh, gunakan penopang. Bila terasa sakit ketika digerakkan, lindungi bagian yang cedera dengan kayu belat (splint).
2.    Ice. Kompres bagian yang cedera dengan es atau sesuatu yang dingin. Pendinginan dapat mengurangi pembengkakan dan rasa sakit di bagian yang cedera. Langkah ini sebaiknya dilakukan segera. Tempelkan kain dingin atau es yang dibalut kain kasa atau yang lain di bagian cedera selama 20 menit, tiga kali sehari dalam 24 jam setelah benturan.
3.     Compress. Tekan bagian yang mengalami cedera dengan menggunakan perban khusus. Kompres ini dapat mengurangi pembengkakan di sekitar bagian tubuh yang terantuk atau terbentur. Balutan harus rapi. Pastikan bebatan tidak terlalu ketat agar tidak menimbulkan mati rasa, geli, atau bahkan menambah rasa sakit.
4.     Elevation. Bagian tubuh yang cedera diangkat lebih tinggi dari jantung. Misalnya, jika yang cedera pergelangan kaki, upayakan pasien dalam posisi tidur kemudian pergelangan kaki diangkat atau ditopang dengan alat supaya posisinya lebih tinggi dari jantung.
Pengobatan memar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Yang pertama adalah mengurangi rasa sakit. Ini dapat dilakukan dengan memberikan analgesik/antiinflamasi topikal maupun oral. Sediaan anti koagulan, seperti heparin (Thrombophob), juga membantu meredakan nyeri dan pembengkakan jika tidak ada luka terbuka.
             
B.  Sebutkan jenis perdarahan yang dapat terjadi pada tubuh manusia. Identifikasi ciri-ciri dari jenis perdarahan tersebut!
PEMBAHASAN
Berdasarkan jenis perdarahan :
1.    Perdarahan Luar (External Bleeding)
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut
2.    Perdarahan Dalam (Internal Bleeding)
Kehilangan darah dalam perdarahan internal tidak terlihat karena kulit masih utuh. Perdarahan internal mungkin terjadi didalam jaringan-jaringan, organ-organ, atau di rongga-rongga tubuh termasuk kepala, dada, dan perut. Perdarahan internal terjadi ketika kerusakan pada arteri atau vena menyebabkan darah terlepas dari sistim sirkulasi dan terkumpul didalam tubuh. Jumlah perdarahan tergantung pada jumlah kerusakan pada organ dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplainya, serta kemampuan tubuh untuk memperbaiki pecahan-pecahan pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah. Perdarahan internal paling sering terjadi disebabkan oleh :
a.    Blunt trauma (trauma tumpul)
Kebanyakan orang-orang mengerti bahwa jatuh dari ketinggian atau terlibat dalam kecelakaan mobil dapat mengakibatkan tekanan dan trauma yang besar pada tubuh. Jika tenaga tumpul terlibat, bagian luar tubuh mungkin tidak perlu rusak, namun tekanan yang cukup mungkin terjadi pada organ-organ internal (dalam) untuk menyebabkan luka dan perdarahan.
b.    Deceleration trauma (trauma perlambatan)
Perlambatan mungkin menyebabkan organ-organ dalam tubuh digeser didalam tubuh. Ini mungkin memotong pembuluh-pembuluh darah dari organ-organ dan menyebabkan terjadi perdarahan. Ini seringkali adalah mekanisme untuk intracranial bleeding seperti epidural atau subdural hematomas. Tenaga yang dikerahkan pada kepala menyebabkan luka percepatan/perlambatan pada otak, menyebabkan otak untuk "memantul ke sekeliling" didalam tengkorak. Ini dapat merobek beberapa vena-vena kecil pada permukaan otak dan menyebabkan perdarahan. Karena otak dibungkus didalam tengkorak, yang adalah struktur yang padat, bahkan sejumlah kecil darah dapat meningkatkan tekanan didalam tengkorak dan mengurangi fungsi otak.
c.    Fractures (patah/retak tulang)
Perdarahan mungkin terjadi dengan tulang-tulang yang patah. Tulang-tulang mengandung sumsum tulang (bone marrow) dimana produksi darah terjadi. Mereka mempunyai suplai-suplai yang kaya darah, dan jumlah-jumlah darah yang signifikan dapat hilang dengan fractures. Kepatahan dari tulang yang panjang seperti femur (tulang paha) dapat berakibat pada kehilangan satu unit darah (350-500cc). Tulang-tulang yang datar seperti pelvis memerlukan jauh lebih banyak tenaga untuk menyebabkan fracture, dan banyak pembuluh-pembuluh darah yang mengelilingi struktur dapat dirobek oleh trauma dan menyebabkan perdarahan secara besar-besaran.
d.    Perdarahan secara spontan
Perdarahan internal mungkin terjadi secara spontan, terutama pada orang-orang yang mengkonsumsi obat-obat anti-penggumpalan (anticoagulation) atau yang mempunyai penyakit-penyakit perdarahan yang diturunkan (diwariskan). Benturan-benturan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mungkin menyebabkan persoalan-persoalan perdarahan yang signifikan.
e.    Obat
Perdarahan internal mungkin disebabkan sebagai efek sampingan dari oba-obat (paling sering dari obat-obat antiperadangan nonsteroid seperti ibuprofen dan aspirin) dan alkohol. Unsur-unsur ini dapat menyebabkan peradangan dan perdarahn dari esophagus, lambung, dan duodenum (usus dua belas jari), bagian pertama dari usus kecil ketika ia meninggalkan lambung.
f.    Penyalahgunaan alkohol
Penyalahgunaan alkohol jangka panjang dapat juga menyebabkan kerusakan hati, yang dapat menyebabkan persoalan-persoalan perdarahan melalui keberagaman dari mekanisme-mekanisme.
Beberapa tanda perdarahan internal, antara lain :
·         Cedera pada bagian luar tubuh
·         Adanya memar disertai nyeri pada tubuh
·         Nyeri, bengkak, perubahan bentuk pada alat gerak
·         Nyeri tekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut membesar
·         Muntah darah
·         Buang air besar berdarah, bak darah segar, maupun darah hitam seperti kopi
·         Luka tusuk, khususnya pada batang tubuh
·         Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga
·         Batuk berdarah
·         Buang air kecil campur darah
·         Gejala atau tanda syok. (Darwis Allan, 2001 : 57-61)
Berdasarkan sumber  perdarahan :
1)      Pendarahan Arteri
Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan denyut nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen.
Tanda – tandanya :
©      Warna darah merah muda
©      Keluar secara memancar sesuai irama jantung
©      Biasanya perdarahan sukar untuk dihentikan
2)       Pendarahan Vena
Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir lambat, berwarna merah gelap karena mengandung karbon dioksida.
Tanda – tandanya :
©      Warna darah merah tua
©      Pancaran darah tidak begitu hebat dibanding perdarahan arteri
©      Perdarahan mudah untuk dihentikan dengan cara menekan dan meninggikan anggota badan yang luka lebih tinggi dari jantung
3)       Pendarahan Kapiler
Berasal dari pembuluh darah kapiler, darah yang keluar merembes. Pendarahan ini sangat kecil sehingga hampir tidak memiliki tekanan/semburan. Warnanya bervariasi antara merah terang dan merah gelap.
Tanda – tandanya :
©  Perdarahan tidak hebat
©  Keluar perlahan – lahan berupa rembesan
©  Biasanya perdarahan berhenti sendiri walaupun tidak diobati
©  Mudah untuk menghentikan dengan perawatan luka biasa
C.   Apa yang anda ketahui tentang torniket?
Pembahasan :
Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat atau sepotong karet ban sepeda dapat dpergunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali melilit bagian yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket ialah lima jari dibawah ketiak ( untuk perdarahan di lengan) dan lima jari dibawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki)
Caranya : Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih baik lagi apabila sebelumnya dialasi dengan kain atau kain kasa, untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain masih perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Caranya eratkan torniket dengan sebuah simpul hidup, kemudian selipkan sebatang kayu diatas simpul tersebut. Selanjutnya diikat lagi dengan simpul mati. Kemudian putar kayu itu seperti memutar keran air untuk mengencangkan torniket. Tetapi jangan diputar terlalu keras karena dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di tempat yang rendah dari torniket dan warna kulit di daerah itu menjadi pucat kekunungan.
Bagian yang ditorniket tidak boleh ditutupi atau diselimuti benda apapun. Biarkan saja dalam keadaan terbuka. Juga tidak boleh dipanaskan dengan cara apapun. Hal ini untuk tidak mempercepat kematian jaringan yang dialiri oleh darah. Setiap 10 menit torniket boleh dikendorkan ( dengan memutar kayunya) selama 30 detik tepat. Selama torniket kendor, luka ditekan dengan kasa steril.
Biasanya dilakukan pada :     
§  Perdarahan hebat
§  Tangan/ kaki putus
Tempat yang baik melakukan pemasangan torniket  :  5 jari di atas luka
Jenis tourniquets  :
a)    Bedah tourniquets
Bedah tourniquets sering digunakan dalam bedah ortopedi .Tourniquet bedah dengan lengan perlindungan ekstremitas dalam persiapan untuk operasi. Bedah tourniquets mencegah aliran darah ke ekstremitas dan memungkinkan ahli bedah untuk bekerja dalam bidang operasi berdarah. Hal ini memungkinkan prosedur pembedahan yang akan dilakukan dengan presisi perbaikan, keselamatan dan kecepatan. Tourniquets yang banyak digunakan dalam bedah ortopedi dan plastik, serta dalam anestesi regional intravena (Bier anestesi blok) di mana mereka melayani fungsi tambahan untuk mencegah bius lokal di dahan dari memasuki sirkulasi umum.
b)    Darurat tourniquets
Tourniquets darurat digunakan dalam keadaan darurat pendarahan, kontrol untuk mencegah kehilangan darah yang parah dari trauma ekstremitas. Tourniquets darurat biasanya digunakan sebagai upaya terakhir, terutama dalam aplikasi sipil, karena bisa membunuh jaringan, dan menyebabkan kerusakan ekstremitas bawah.
D.   Bagaimana cara anda mengatasi perdarahan pada daerah arteri dan vena?
PEMBAHASAN
Cara mengatasi perdarahan pada arteri dan vena secara prinsipnya sama yaitu dengan cara balut dan tekan, hanya saja pada arteri waktu dan tekanan yang diberikan lebih besar dari pada menghentikan perdarahan pada daerah vena.
Teknik mengontrol perdarahan luar yaitu dikendalikan dengan metode DEPP, antara lain:
a.     DIRECT PRESSURE adalah Menekan langsung sumber perdarahan. Teknik ini merupakan penanganan awal saat terjadinya perdarahan yang efektif, idealnya teknik penekanan langsung dapat menggunakan balutan steril untuk menghindari infeksi. Apabila tidak terdapat balutan yang steril dapat menggunakan kain yang bersih. Caranya yaitu tekan bagian yang berdarah tepat diatas luka. Jangan buang waktu untuk mencari penutup luka. Umumnya perdarahan akan terhenti sekitar 5 – 15 menit kemudian. Beri penutup yang tebal pada akan terhenti sekitar 5 – 15 menit kemudian. Beri penutup yang tebal pada tempat perdarahan. Bila belum berhenti dapat ditambah penutup lain, tanpa melepas penutup pertama. Khusus pada alat gerak, setelah melakukan penekanan perlu dilakukan pemeriksaan nadi distal untuk memastika aliran darah tidak terganggu. Bila nadi hilang maka penekanan perlu diperbaiki.
b.    ELEVATION (Dilakukan bersamaan dengan Tekanan Langsung). Setelah dilakukan penekanan langsung, maka tinggikan area perdarahan lebih tinggi dari pada jantung untuk mengurangi volume darah yang mengalir ke areal luka yang menyebabkan perdarahan. Teknik  elevasi ini dilakukan dengan catatan tidak terjadi fracture (Patah Tulang), karena apabila sebelum fracture tersebut di Imobilisasi, dapat mengakibatkan perdarahan yang lebih banyak lagi, dikarenakan dapat merusak jaringan disekitar fracture karena terlalu banyak digerakkan.
c.     PRESSURE POINT (Titik Tekan). Apabila perdarahan sulit untuk dikontrol dengan tekhnik direct pressure (Penekanan langsung pada sumber perdarahan), lakukanlah teknik ini dengan menekan arteri besar yang mengarah ke areal sumber perdarahan. cara mencari titik arteri dengan meraba (Palpasi) dan yang lebih mudah dilakukan adalah meraba daerah pangkal, karena letak arteri tidak dalam, sehingga lebih mudah dicari dan lebih cepat. Ada beberapa titik tekan, yaitu :
  •   Arteri Temporalis

Terletak di pangkal atas (di atas) telinga kiri dan telinga kanan kita.
  •  Arteri Karotis

Berada di sebelah kiri dan kanan (Berjarak sekitar 2 jari) dari jakun kita.
  •  Arteri Brakhialis

                Berada di sendi siku ( Bagian dalam) tangan kiri dan tangan kanan kita.
  • Arteri Radialis

Berada di sendi antara lengan bagian bawah dengan telapak tangan kanan dan kiri kita.
  • Arteri Femoralis

Berada di bagian selangkangan atas kiri dan kanan kita.
 d.   PRESSURE BANDAGE. Cara lain menghentikan perdarahan yaitu imobilisasi dengan atau tanpa pembidaian. Pressure Bandage (Penakanan dengan menggunakan Bebatan), fungsinya akan memudahkan apabila kita melakukan sendiri pertolongan perdarahan dengan lebih dari satu sumber perdarahan. Tekniknya adalah menekan
langsung sumber perdarahan dengan menggunakan kain/ balutan steril
dan di bebat (dapat menggunakan tencocreepe atau elastic bandage). Selain itu juga dilakukan dengan torniket dan kompres dingin. (Darwis Allan, 2001 : 58-59)
Perawatan pendarahaan :
Perdarahan besar :
·         Jangan membuang waktu hanya untuk mencari penutup luka
·         Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan)
·         Pertahankan dan tekan cukup kuat
·         Rawat luka setelah perdarahan terkendali
*      Perdarahan ringan atau terkendali :
·         Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
·         Tekan sampai perdarahan terkendali
·         Pertahankan penutup luka dan balut
·         Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
*      Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam
·         Baringkan dan istirahatkan penderita
·         Buka jalan napas dan pertahankan
·         Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
·         Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga syok
·         Jangan beri makan atau minum
·         Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
·         Bila ada beri oksigen
·         Rujuk ke fasilitas kesehatan.
(PMI, 59: 2004)
E.   Sebutkan prinsip dasar dari pembidaian!
PEMBAHASAN
Tujuan dari pembidaian itu sendiri adalah :
©      Mengurangi/menghilangkan nyeri dengan cara mencegah pergerakkan fragmen tulang,sendi yang dislokasi dan jaringan lunak yang rusak.
©      Mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak (otot,medula spinalis,syaraf perifer,pembuluh darah) akibat pergerakan ujung fragmen tulang.
©      Mencegah laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang ( fraktur tertutup jadi terbuka).
©      Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh darah.
©      Mengurangi/menghentikan perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak.
PEMBIDAIAN SENDIRI BISA DI LAKUKAN DENGAN ALAT ALAT SEDERHANA YANG ADA DI SEKITAR KITA, SEPERTI KAIN, SELENDANG, JARIK, BANTAL, KAYU ATAU ALAT BIDAI KHUSUS BILA BERADA DI FASILITAS KESEHATAN.

Prinsip prinsip pembidaian adalah sebagai berikut :
·    Buka pakaian yang menutup bagian anggota tubuh yang akan di bidai.
·    Lakukan pemeriksaan status vaskular ( denyut nadi dan pengisian kapiler) serta status motorik dan sensorik di distal trauma.
·    Tutup semua luka dengan kasa steril atau dengan kain yang bersih.
·    Jangan memindahkan/menggerakkan anggota gerak sebelum dilakukan pembidaian.
·    Pada kasus fraktur,pembidaian harus mencakup 2 sendi di bagian proksimal (atas) dan distal ( bawah) dari fraktur tersebut.
·    Pada trauma sendi,pembidaian harus mencakup tulang di sebelah proksimal dan distal sendi.
·    Semua bidai harus di beri bantalan lunak agar tidak merusak jaringan lunak (otot) sekitarnya.
·    Selama pembidaian anggota gerak harus di topang dengan tangan untuk mernghindari trauma lebih lanjut.
·    Jika terjadi deformitas ( berubah bentuk), lakukan traksi ( penarikan) untuk memulihkan kesejajaran anggota gerak (realignement).
·    Jika terdapat tahanan saat di lakukan traksi,pembidain dilakukan pada posisi apa adanya.
·    Pembidaian trauma tulang belakang dilakukan dengan prinsip neutral in-line position.
·    Jika ragu ragu apakah terjadi patah tulang/fraktur,dislokasi tetap lakukan pembidaian
F.   Jelaskan cara membidai fraktur tulang belakang ,fraktur servikal dan fraktur costae!
PEMBAHASAN
I.      FRAKTUR COSTAE
Perhatian utama pada kondisi suspect fraktur costae adalah upaya untuk mencegah bagian patahan tulang agar tidak melukai paru. Upaya terbaik yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama di lapangan sebelum pasien dibawa dalam perjalanan ke rumah sakit adalah memasang bantalan dan balutan lembut pada dinding dada, memasang sling untuk merekatkan lengan pada sisi dada yang mengalami cedera sedemikian sehingga menempel secara nyaman pada dada.
II.   *   FRAKTUR TULANG BELAKANG
Pasien yang dicurigai menderita fraktur tulang belakang/punggung, harus dibidai menggunakan spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan spine board.
III.   *   FRAKTUR SERVIKAL
Dalam kondisi darurat, bisa dilakukan pembidaian dengan pembalutan. Pembalutan dilakukan dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian leher dan kepala. Pembalutan dianggap efektif jika mampu meminimalisasi pergerakan daerah leher. Jika tersedia, fixasi leher paling baik dilakukan menggunakan cervical Collar
G.   Sebutkan jenis pembalut dan fungsinya masing-masing (digunakan pada kasus apa)?




PEMBAHASAN
Jenis-jenis pembalut :
1)        Mittela :
*      Bahan pembatuk segitiga sama kaki berbagai ukuran panjang kaki 50-100 cm
*      Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang berbentuk bulat atau untuk menggantung bagian anggota badan yang cedera
*      Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala ,bahu ,dada,siku,telapak tangan ,pinggul,telapak kaki dan untuk menggantung lengan
2)        Dasi :
*      Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi  segitiga agar beberapa lapis dan berbentuk seperti pita di kedua ujung –ujungnya lancip dan lebarnya 5-10 cm
*      Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut   mata,dahi,rahang,ketiak,lengan,siku,paha,lutut,betis dan kaki terkilir
*      Cara membalut:
·           Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
·           Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik
·           Kedua ujung diikatkan secukupnya.
3)        Pita :
*      Pembalut ini dapat dibuat dari katun ,kassa,flannel,atau bahan elastic .Yang paling sederhana adalah dari kasssa,hal ini karena kassa mudah menyerap air ,darah  dan tidak mudah bergeser  ( kendor )
Macam-macam pembalut dan penggunaannya :
§  Lebar 2,5 cm untuk jari-jari
§  Lebar 5 cm untuk leher dan pergelangan tangan
§  Lebar 7,5 cm untuk kepala,lengan,atas bawah,betis dan kaki
§  Lebar 10 cm untuk paha dan sendi pinggul
§  Lebar > 10 cm untuk dada ,perut dan punggung
Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
·         Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap
·         Pastikan bahwa perban tergulung kencang
·         Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
·         Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian sebelumnya.
·         Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.
4)        Plester :
*      Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka ,untuk fiksasi pada sendi yang terkilir ,untuk merekatkan pada kelainan pada patah tulang
Khusus untuk penutup luka ,biasa dilengkapi dengan antiseptic
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
·      Luka diberi antiseptic
·      Tutup luka dengan kassa
·      Baru letakkan pembalut plester.
5)        Pembalut yang spesifik :
*      Sofratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman ( antibiotika).
*      Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar
6)        Kasa Steril :
*      Kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat-obatan  ( antibiotika,antiseptic )
Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut




H.  Jelaskan prinsip dalam mengangkut dan mengangkat pasien!
PEMBAHASAN
Prinsip mengangkut pasien :
 Kondisi pasien harus stabil selama proses transportasi/pemindahan.
Prosedur resusitasi yang terus menerus harus dipertahankan selama transportasi
Pasien harus ditemani oleh seorang staf dengan tingkat yang sesuai, sesuai dengan kondisinya.
Tanggung jawab pengelolaan pasien harus diserahkan secara baik kepada departemen yang menerima
Sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban tentang:
*      Keadaan umum korban
*      Sistem persyarafan (kesadaran)
*      Sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)
*      Sistem pernapasan
*      Bagian yang mengalami cedera.
Prinsip pengangkatan dengan tandu
*        Pengangkatan korban,
       Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
*        Sikap mengangkat.
       Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
*        Posisi siap angkat dan jalan.
       Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
·      Menaik, bila tungkai tidak cedera,
·      Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
·      Mengangkut ke samping,
·      Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
·      Kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
Prinsip pengangkatan korban secara umum :
1)        Nilai kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat proses pemindahan dan pengangkatan berlangsung.
2)        Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat penderita, termasuk bagaimana memindahkannya. Berapakah berat penderita? Bagaimana memindahkannya? Berapa jauh pergerakan penolong? Metode pengangkatan apa yang akan digunakan?. Ini merupakan beberapa pertanyaan  yang jawabannya akan menentukan cara yang dipilh. Pengalaman memainkan peranan yang sangat besar untuk menentukan langkah terbaik
*      Jangan coba mengangkat dan menurunkan penderita jika tidak yakin mampu mengendalikannya.
*      Gunakan otot tungkai untuk mengakat, bukan otot punggung. Gunakan otot paha, hindari gerakan membungkuk. Selalu upayakan agar punggung berada dalam suatu garis lurus. Otot punggung hanya digunakan untuk menjaga keseluruhan punggung. Gunakan otot untuk menekuk, hindari penggunaan otot-otot regang. Otot untuk menekuk lebih kuat.
*      Jaga keseimbangan . selalu mulai dari posisi pembebanan yang seimbang dan pertahan agar tetap seimbanga.
*      Pindahkan penderita dengan beban serapat mungkin dengan tubuh penolong. Merapatkan beban ke tubuh membantu mengurangi beban otot. Pegangan akan lebih kuat dan posisi lebih stabil. Tindakana ini juga untuk membantu mencegah terjadinya cedera punggung.
*      Lakukan gerakan secara menyeluruh agar tubuh saling menopang secara vertikal. Bayangkan bahwa bahu anda ditopang oleh pinggang, pinggang pada tungkai.
*      Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui. Ini akan menghemat tenaga penolong, termasuk untuk menghindari cedera.

PERBAIKI POSISI DAN ANGKAT SECARA BERTAHAP.

MATERI PP 4 : LUKA

Pengertian Luka
Luka adalah ter[putusnya keutuhan jaringan lunak baik diluar maupun dalam tubuh.  Luka paling jelas terjadi pada kulit .

Ilustrasi gbr. Pembalutan pada luka di lengan
Klasifikasi luka :

1. luka terbuka
luka yang disertai kerusakan pada kulit atau selaput lendir dan luka ini sering ditemukan pada kasus kecelakaan , luka ini paling sering menimbulkan perdarahan.
contoh :
1. luka lecet
2. luka sayat
3. luka robek
4. luka tusuk
5. luka sobek ( Avulsi )
6. Amputasi

2. luka tertutup
luka yang tidak disertai kerusakan jaringan kulit , lika ini dapat berupa cedera ringan dan luka ini tidak disertai darah yang keluar .
Contoh :
1. Memar
2. Hematoma
3. Cedera remuk

Penutup Luka
Penutup luka adalah bahan yang diletakkan tepat diatas luka

Fungsi penutup luka :
1. membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi
3. mempercepat penyembuhan
4. mengurangi nyeri

Contoh penutup luka
1. kasa steril
2. penutup kain kasa
3. Penutup berperekat ( Handiplash )
4. Penutup buatan sendiri 

Pembalut luka
Adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka .

Fungsi pembalut
1. Penekan untuk menghentikan perdarahan
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang bagian tubuh yang cedera

Contoh pembalut
1. Pembalut gulung ( perban )
2. Pembalut segitiga ( Mitela )
3. Pembalut penekan

Pedoman penutupan luka dan pembalutan
- Penutupan luka
- Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka
- Bersihkan luka sebelum ditutup

Pembalutan Luka
- Jangan membalut terlalu kencang dan terlalu longgar
- Jangan biarkan ujung sisa pembalut terurai
- khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bawah keatas (kearah jantung )
- lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan

Langkah-langkah Penanganan Luka

Langkah-langkah Penanganan Luka terbuka :
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Cegah terjadinya infeksi
4. Lakukan penutupan luka dan pembalutan
5. Baringkan penderita
6. Tenangkan penderita
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan

Langkah-langkah Penanganan Luka tertutup

Luka memar :
1. Beri kompres dingin pada memar
2. Tekan memar dengan menggunakan kompres dingin
3. Bila terjadi pada alat gerak, maka tinggikan lebih tinggi dari jantung,

MATERI PP 5 : PATAH TULANG

Ilustrasi gbr. contoh fraktur atau patah tulang pada tungkai
Pengetian
Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang

Gejala dan tanda patah tulang :
- Perubahan bentuk
- Nyeri dan kaku
- Terdengar suara berderik pada daerah yang patah
- Terjadinya pembengkakan
- Adanya memar
- Ujung tulang terlihat
- Adanya gangguan peredaran perdarahan

Jenis Patah Tulang
1. Patah tulang terbuka
• Bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara luar
2. Patah tulang tertutup
• Bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara luar

Pembidaian
Pemakaian suatu alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera.

Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Mengistirahatkan anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi perdarahan
6. Mempercepat penyembuhan

Pedoman umum pembidaian

1. Sampaikan rencana tindakan kepada penderita
2. Pastikan bagian yuang cedera dapat dilihat dan rawat perdarahan bila ada
3. Nilai gerakan sensasi-sirkulasi pada bagian daerah luka sebelum menggerakan pembidaian
4. Siapkan alat seperlunya ( bidai dan, mitella )
5. Upayakan tidak mengubah posisi yang cidera
6. Jangan memasukan bagian tulang yang patah
7. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah
8. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar
9. Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak
10. Selesai dilakukan pembidaian dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemerikasaan GSS yang pertama

Langkah – langkah penanganan pada patah tulang :
1. Lakukan penilaian dini
2. Lakukan pemeriksaan Fisik
3. Stabilkan bagian yang patah secara manual
4. Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6. Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7. LAKUKAN PEMBIDAIAN……!!!
8. Kurangi rasa sakit
9. Baringkan penderita pada posisi yang sakit.
 

MATERI PP 6 : LUKA BAKAR

Pengertian :
Semua cedera yang terjadi akibat paparan suhu yang tinggi.
Ilustrasi gnr. Penanganan luka bakar ringan/sedang
Penyebab Luka Bakar :
1. Panas ( Suhu Diatas 60ยบ ), contoh : Api, Uap panas, Benda panas
2. Listrik, contoh : Listrik Rumah tangga, Petir
3. Kimia, Contoh : Soda Api, Air aki (Zuur)
4. Radiasi, Contoh : Sinar Matahari (Ultra Violet), Bahan Radioaktif

Penggolongan Luka Bakar
Berdasarkan luas lapisan kulit yang mengalami cedera, luka bakar dikelompokkan menjadi :
1. Luka Bakar Derajat Satu (Permukaan) meliputi permukaan kulit yang paling atas (kulit Ari / Epidermis )
2. Luka Bakar Derajat Dua. Sedikit lebih dalam
3. Luka Bakar Derajat Tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai kedalam tulang dan rongga dalam.

Penangangan Luka Bakar :
1. Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka bakar gunting sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril ( kassa Steril ), jangan memecahkan gelembung.
4. Jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap, kopi, air es.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan


MATERI PP 7 : PEMINDAHAN PENDERITA

Ilustrasi gbr. Tandu lipat

ILustrasi gbr. Tandu darurat/dragbar
Mekanika Tubuh

Mekanikan Tubuh menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan dalam pemindahan penderita.

Tujuan :
- Menghindari terjadinya cedera pada penolong


Prinsip dasar pemindahan penderita :
1. Jangan dilakukan jika tidak perlu
2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar
3. Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita :
1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan
2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk.
5. Jaga keseimbangan
6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat korban.
7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap

Pemindahan Penderita

Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongakan menjadi 2 bagian :
1. Pemindahan Darurat
Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan
penolong. Contoh :
- Ancaman Kebakaran
- Ancaman Ledakan
- Ancaman Bangunan runtuh
- Ancaman mobil terguling bensin tumpah
- Adanya bahan-bahan berbahaya
- Orang sekitar yang berprilaku aneh
- Kondisi cuaca yang buruk

Contoh Cara pemindahan Darurat :
- Tarikan lengan
- Tarikan Bahu
- Tarikan Baju
- Tarikan selimut

2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.

Tehnik angkat langsung dengan tiga penolong :
1. ke tiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita , jika memungkinkan beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera
2. penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu disisipkan dibawah punggung penderita
3. penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita
4. penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita
5. penderita siap diangkat dengan satu perintah
6. angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
7. sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain
8. letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat
9. jika akan berjalan tampa memakai tandu, dari langkah no 6 teruskan dengan memiringkan penderita ke dada penolong
10. berdiri secara bersamaan dengan satu perintah
11. berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap

Tehnik mengangkat tandu
Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
1. tempatkan kaki pada jarak yang tepat
2. punggung harus tetap lurus
3. kencangkan otot punggung dan otot perut. Kepala tetap menghadap kedepan dalam posisi netral
4. genggamlah pegangan tandu dengan baik
5. pada saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai
6. saat menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya.
 

MATERI PP 8 : KEDARURATAN MEDIS

Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas mau pun tidak khas antara lain :

Gejala :
1. Demam
2. Nyeri
3. Mual, muntah
4. Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5. Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6. Sesak atau merasa sukar bernapas
7. Rasa haus atau rasa lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut

Tanda :
1. Perubahan status mental ( tidak sadar dan bingung )
2. nada cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat
3. pernapasan tidak teratur
4. perubahan keadaan kulit : suhu , kelembaban , keringat berlebihan, sangat kering termasuk perubahan warna pada selaput lendir ( pucat,kebiruan dan terlalu merah)
5. perubahan tekanan darah
6. pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
7. bau khas dari mulut atau hidung
8. terjadinya kejang atau kelumpuhan
9. mual, muntah, diare

Pingsan

Terjadi akibat :
- Peredaran darah ke otak berkurang
- Reaksi terhadap rasa nyeri
- Kelelahan
- Kekurangan makanan
- Emosi yang hebat
- Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup.

Gejala dan tanda pingsan
o Perasaan limbung.
o Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
o Lemas, keluar keringat dingin.
o Menguap.
o Dapat menjadi tidak sadar, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
o Denyut nadi lambat.

Penanganan pingsan
1. Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
2. Longgarkan pakaian.
3. Usahakan penderita menghirup udara segar.
4. Periksa cedera lainnya.
5. Beri selimut, agar badannya hangat.
6. Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
7. Bila tidak cepat pulih, maka:
– Periksa napas dan nadi.
– Posisikan stabil.
– Rujuk ke Fasilitas kesehatan

MATERI PP 3 : PENILAIAN PENDERITA

Tindakan penilaian penderita terdiri dari :

1. PENILAIAN KEADAAN
Penilaian keadaan ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang dihadapi, factor-faktor yang akan mendukung atau menghambat tindakan pertolongan pertama. Pada tahap ini penolong harus melakukan langkah langkah pengamanan lokasi, penderita dan dirinya sendiri serta orang lain.

INGAT
Amankan Diri Sendiri Terlebig Dahulu, Keselamatan Penolong Nomor 1

2. PENILAIAN DINI

a.Kesan umum
- Kasus Trauma : adalah kasus yang disebabkan oleh suatu ruda-paksa Mempunyai tanda-tanda yang jelas dan terlihat da atau teraba. Misalnya luka terbuka, memar, patah tulang da lain sebagainya
- Kasus Medis : adalah kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-paksa. Contohnya sesak napas, pingsan.

b.Memeriksa Respon
Ada empat tingkatan respon penderita, yaitu :
1.Awas
2.Suara
3.Nyeri
4.Tidak Respon
ASNT
ket. gbr teknik angkat dagu dan tekan dahi
c.Memastikan Jalan napas terbuka dengan baik

ket gbr. teknik LDR : lihat, dengar, dan rasakan
Untuk penderita yang tidak respon gunakan teknik angkat dagu dan tekan dahi

d.Untuk menilai pernapasan
Setelah jalan napas berjalan dengan baik maka penolong harus menilai pernapasan penderita dengan cara :

Lihat
Dengar
Rasakan

e.Menilai denyut nadi

Dengan cara meraba nadi pergelangan tangan (Arteri Radialis ). Bagi penderita yang sadar, sedangkan bagi penderita yang tidak sadar periksa nadi Leher ( Carotis )
f.Hubungi Bantuan
Segera minta bantuan rujukan , mintalah bantuan kepada orang lain untuk melakukannya atau lakukan sendiri. Bila didaerah anda tersedia pelayanan ambulan segera hubungi.


3. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik tujuannya menemukan berbagai tanda yaitu:
1. perubahan bentuk( P )
2. Luka terbuka ( L )
3. Nyeri tekan ( N )
4. Bengkak ( B ).

Tindakan ini melibatkan Penglihatan, perabaan dan pendengaran . Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistimatis dan beurutan dari ujung kepala  sampai ujung kaki namun dapat berubah sesuai kondisi penderita yaitu :
1. kepala
• Telinga
• Hidung
• Mata
• Mulut

2. Leher

3. Dada

4. Perut

5. Punggung

6. Panggul

7. anggota gerak atas dan bawah

pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan gerakan sensasi dan sirkulasi      ( GSS ).

MATERI PP 2 : ANATOMI DAN FAAL DASAR


Pengertian
Ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk tubuh .

Sedangkan ilmu yang mempelajari Faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh disebut Fisiologi.

Bagian Tubuh

Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar tubuh manusia terdiri :

1. Kepala
terdiri dari :
Tengkorak, wajah dan rahang bawah

2. Leher

3. Batang Tubuh
Terdiri dari :
Dada, Perut, Punggung dan panggul

4. Anggota Gerak Atas
Terdiri dari:
• Sendi bahu
• Lengan atas
• Siku
• Lengan bawah
• Pergelangan tangan
• Tangan

5. Anggota Gerak Bawah
Terdiri dari :
• Sendi panggul
• Tungkai atas ( paha )
• Lutut
• Tungkai bawah
• Pergelangan kaki
• Kaki

Rongga
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat dalam tubuh yaitu :

1. Rongga Tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.

2. Rongga Tulang Belakang

Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord” terbentuk dari rongga-rongga tulang belakang menyatu membentuk suatu kolom.

3. Rongga Dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran pernapasan.

4. Rongga Perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia medis dikenal dengan istilah abdomen. Di dalam rongga ini terdapat berbagai organ pencernaan dan kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pancreas dan lainnya.

5. Rongga Panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang – tulang panggul, berisi kandung kemih, sebagian usus besar dan organ reproduksi dalam.

Sistem Tubuh

Sistem tubuh adalah susunan dari organ-organ yang mempunyai fungsi tertentu.

Ada beberapa system pada tubuh manusia :

1. Sistem rangka (kerangka/skeleton)
2. Sistem Otot (Muskularis)
3. Sistem pernapasan (respirasi)
4. Sistem peredaran darah (sirkulasi)
5. Sistem saraf (nervus)
6. Sistem pencernaan (digestif)
7. Sistem kelenjar buntu (endokrin)
8. Sistem kemih (urinarius)
9. Kulit
10. Panca indera
11. Sistem reproduksi